SELAMAT DATANG DI BLOG SDIT SA'ADIAH.

Selasa, 20 November 2018

Peringatan Maulid Nabi 1440

 Pagi ini Rabu 13 Rabi'ul Awal 1440 bertepatan dengan tanggal 21 November 2018 SDIT Sa'adiah Salayo memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang sering disebut dengan istilah maulid nabi. Antusias murid-murid SDIT Sa'adiah patut di acungi jempol karena begitu besarnya semangat dan rasa keingin tahuan mereka apa itu maulid nabi, dan apa pentingnya kita mengingat serta memperingatinya segala, sebabagaimana yang dipaparkan almukarram Ustad Boy Ihsan selaku pemateri dan juga pendiri Yayasan Wakaf Bunda Sa'adiah itu menjelaskan bahwa memperingati maulid itu sunat, akan tetapi mengingati Nabinya adalah wajib. selaku umat yang mengaku umat Nabi Muhammad maka sepatutnya yang menjadi panutan serta idola kita seyogyanya adalah beliau Rasulullah Saw, seorang manusia yang sangat sempurna, yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Dia-lah Kekasih Allah. Nama Nabi Muhammad SAW selalu ”digandengkan” dengan Nama Allah. Nama Muhammad Saw sendiri sudah ada sejak Nabi Adam diciptakan. Allah sendiri memuji akhlak dan budi pekerti Nabi Muhammad SAW sebagaimana firman-Nya:Sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam: 4).

Jangankan kita, para sahabat saja tak sanggup melukiskan keindahan akhlak Rasulullah SAW. Apabila mereka ditanya tentang bagaimana akhlak Rasulullah SAW, mereka hanya bisa menangis. Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi SAW. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu peristiwa yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini.

Alkisah "Ada seorang sahabat yang mempunyai kesan yang paling indah ketika sahabat tersebut terlambat datang ke Majelis SAW. Tempat sudah penuh sesak. Ia minta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasul SAW memanggilnya. Rasulullah SAW memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasulullah SAW pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi malah mencium sorban Nabi SAW tersebut.



Begitulah akhlak Rasulullah SAW, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya. Dan tengoklah diri kita. Kita adalah pemimpin, bahkan untuk lingkup paling kecil sekalipun, sudahkah kita meniru akhlak Rasul Yang Mulia? Tanamkanlah cinta sedalamnya kepada Rasulullah SAW dengan mencontoh akhlak, ibadah dan sunnah beliau. Bersalawatlah selalu kepada Nabi, karena bukti orang yang mencintai seseorang, ialah sering menyebut-nyebut namanya.

Saat ini Rasulullah SAW telah tiada, padahal tugas kenabian beliau tidak berakhir saat beliau wafat, tapi sampai Hari Kiamat nanti. Para sahabat juga sudah tidak ada lagi. Maka, tugas kitasemua umat Islam untuk meneruskan usaha kenabian (bukan menjadi Nabi), yaitu berdakwah, mengajak berbuat makruf dan mencegah yang mungkar. Merupakan farddhu a’in, bukan hanya tugas ustaz atau alim ulama saja. Tentunya sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, karena ”Allah tidak akan membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kemapuannya”(QS Al Baqarah:286)

sumber lain :
 
https://www.kompasiana.com/bakaruddin_is/54ff80cca333112b4a5106c2/sudahkah-nabi-muhammad-saw-jadi-idola-kita

https://yolmartohidayat.blogspot.com/2017/03/